Jumat, 04 Februari 2011

MASIH ADAKAH GERAKAN MORAL DI MAHASISWA ?

Oleh Darkasyi *)
“Wahai kalian yang rindu kemenangan, wahai kalian yang turun kejalan.
Demi mempersembahkan jiwa dan raga untuk negri tercinta”. Mungkin
hanya segelintir mahasiswa yang pernah mendengar cuplikan lagu
Totalitas Perjuangan mahasiswa ini. Karena mahasiswa kita saat ini
hanya dapat menerima lagu-lagu komersil ditelinganya seperti lagu-lagu
dari group band Radja, peter pan, ada band atau Irwansyah dengan
Pecinta wanita nya dan lagu-lagu lainnya yang lagi ngetren saat ini.
Namun hal ini tidak mengherankan karena begitu besarnya tingkat apatis
mahasiswa terhadap fenomena yang sedang berlangsung disekitarnya.
Bahkan banyak dari mahasiswa kita yang tidak pernah tau dan tidak mau
tau tetang sejarah pergerakan mahasiswa di Aceh.
Mahasiswa kita saat ini sering sekali hanya bisa menonton saja
berbagai fenomena yang terjadi di sekitarnya. Terlalu sering kita
mengabaikan salah satu nilai tridarma perguruan tinggi yaitu
pengabdian kepada masyarakat. Terkadang banyak dari kita yang mengagap
KKN atau kuliah kerja nyata yang biasanya sering dilakukan dalam
bentuk gotong – royong didaerah pemukiman masyarakat sudah cukup
mengisi nilai tri darma perguruan tinggi. Padahal mahasiswa sebagai
intelektual muda mempunyai kewajiban untuk sama – sama menciptakan
kesajahtraan hidup bagi masyarakat.
Masalah lain yang prinsipil pada mahasiswa kita yaitu demokratisasi
kampus yang masih jauh dari harapan sebagai salah satu bagian dari
civitas akademika, peran serta mahasiswa cenderung di kesampingkan.
Mahasiswa masih di jadikan Objek kebijakan dari sebuah system
pendidikan tinggi. Mahasiswa tidak pernah terlibat sebagai subjek.
Kondisi ini mengakibatkan mahasiswa juga harus terus berjuang di
kampus. Perjuangannya adalah bagaimana agar mahasiswa dapat menjadi
dari sebuah system perguruan tinggi. Status sebagai mahasiswa ( bukan
siswa ) hanya menjadi Lips Service dan tidak menyetuh pada hal yang
subtantif. Mahasiswa ternyata masih diperlukan bak siswa SMU.
Ada sesuatu yang harus disadari bahwa mahasiswa akan selalu menjadi
elemen yang unik dalam masyarakat, karena walaupun jumlah tidak begitu
banyak namun sejarah telah menunjukan bahwa dinamika bangsa kita tidak
terlepas dari peran mahasiswa itu sendiri. Walaupun zaman terus
bergerak dan berubah, tetap ada yang tidak berubah dari mahasiswa itu
sendiri yaitu, semangat, Idealisme dan impian. Semangat yang berkobar
masih tetap terpatri dalam diri mahasiswa, Semangat yang mendasari
perbuatan untuk melakukan perubahan-perubahan atas keadaan yang
dianggap tidak adil, mimpi-mimpi besar akan besar akan bansanya dan
hati nurani nya masih selalu menyurukan Idealisme, Mahasiswa harus
tahu mereka harus berbuat sesuatu.
Namun dibalik itu semua sat ini mahasiswa tidak lagi memiliki satu
Visi dan Misi. Mereka lebih mendewa-dewakan dan mengusung Ideologi dan
faham mereka masing – masing. Hal ini terjadi karena tidak adanya Isu
– Isu populer yang dapat menyatukan mahasiswa yang berbeda Faham atau
Ideologi. Gerakan mahasiswa bukan lagi sebagai Iron Stock tetapi lebih
kepada Agent stock. Karena mereka telah dijadikan alat untuk
pencapaian kepentingan seseorang.
Kita mengetahi bahwa dua bentuk gerakan mahasiswa yaitu gerakan moral
dan politik. Gerakan moral adalah gerakan yang berlandaskan kebenaran
Universal. menentang ketidakadilan, kesewenangan, pelanggaran
HAM,kekuasaan yang korup, dan hal lain yang bersifat umum.Dan yang
dimakasud dengan gerakan politik adalah gerakan yang menginginkan
terwujudnya nilai-nilai keadilan,kesejahteraan, kebenaran,kemanusian,
dan profsionalitas terhadap seluruh pengolola Negara.
Selain dari gerakan yang ada diatas kita coba merumuskan bentuk
gerakan yang lain. Merumuskan Gerakan yang membumi sehingga manfaatnya
bisa dirasakan secara langsung oleh masyarakat. Penulis manamai
gerakan Intelektual yaitu gerakan yang berbasiskan berbagai ilmu
pengetahuan yang ditekuni oleh mahasiwa dikampus. Tujuannya adalah
memberikan pencerahan kepada masyarakat terhadap berbagai aspek
kehidupan. Bentuk gerakan ini sejalan dengan salah satu bentuk tri
darma perguruan tinggi yaitu pengabdian pada masyarakat.
Adalah ironi jika hasil penelitian mahasiswa dan dosen hanya ditumpuk
di pustaka – pustaka universitas tanpa pernah dirasakan manfaatnya
oleh masyarakat. Suatu hal yang mubazir rasanya apbila ilmu yang
didapatkan tidak pernah diaplikasikan dalam kehidupan sosial
masyarakat. Maka wajar jika timbul tanggapan negatif dari masyarakat
terhadap kurangnya peran kampus terutama dosen dan mahasiswa dalam
peningkatan kualitas hidup mereka. Seperti pengalaman yang penulis
lalui ketika berdiskusi dengan warga yang berdomisili disekitar kampus
Universitas Malikussaleh. Mereka mengatakan bahwa belum nampak
kontribusi dari kampus Universitas Malikussaleh terhadap kehidupan
mereka selain gaya hidup dan berbusana mahasiswa yang tidak
mencerminkan syariat islam yang telah diterapkan di aceh dan yang
telah ditanamkan oleh indatu kita.
Penulis sangat mengharapkan untuk kedepan kawan – kawan mahasiswa
lebih mengenal arti pergerakan mahasiswa dan mau mengimplementasikan
dalam dunia kampus dan benar – benar memamfaatkan kekritisannya untuk
kesejahtaran rakyat. Jangan pernah membiarkan rakyat selalu terombang
– ambing oleh keserakahan penguasa. Karena mahasiswa merupakan harapan
rakyat, jangan seperti menara gading ditengah masyarakat.
*) Penulis adalah aktivis SMUR Aceh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar